Halo semua,
Sudah lama tidak menulis blog gara2 blog friendster berubah dan membingungkan buat saya. Malah mengesalkan, walaupun foto2 yang saya unggah (upload) di blog ini tidak hilang, tapi tidak bisa di tampilkan seperti blog sebelumnya. Dan jujur saya masih mencari-cari cara yang effisien untuk mengembalikan foto2 di “Sekitarku” seperti semula. Pasti ada yang gajil nya dengan kata2 unggah, itu sengaja saya gunakan karna mulai detik ini saya akan menggunakan bahasa Indonesia untuk mengisi blog ini, walaupun tidak yang baik dan benar tapi tetap bahasa Indonesia tercinta ini (DUKUNG YAAAAA)
Kenapa ?, karena akhir2 ini saya merasa kurang berbahasa Indonesia, bekerja dan membuat laporan dengan bahasa Inggris, berselancar di dunia maya (surfing internet), main permainan komputer (game), baca buku manual (manual book), dsb mengunakan bahasa Inggris. Wow tampaknya sulit sekali untuk tidak menulis dengan tidak menggunakan bahasa Inggris, harus berfikir dulu apa ya bahasa Indonesianya. Ada apa ini bukannya saya orang Indonesia, kok bisa bingung mengartikan kata2 asing ke bahasa Indonesia, bukannya seharusnya mudah. Bahkan sempat tercengang ketika rekan kerja bertanya apa arti suatu kata asing ke bahasa Indonesia, entah karena alasan apa kata asing itu harus di bahasa Indonesia kan. Bagaimana ini, saya bahkan mungkin kalian lebih mengerti kalimat dalam bahasa Inggris tapi bingung ketika harus mengartikan ke dalam bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Bukan kah kita orang Indonesia, seharusnya perbendaharaan kata2 indonesia kita sangat buuuuanyaaak dan seharusnya dapat mengartikan nya.
Tersentak melihat saluran Televisi (Televisi sudah bahasa Indonesia kan ?) ketika seorang tokoh berkata Sumpah Pemuda : berbangsa satu, bertanah air satu, dan “two languages” (berbahasa dua). Sindiran yang sangat mengena dan sangat jelas bagi bangsa ini. Masih ada lagi perkataan yang cukup menyentak dan mungkin tidak kita sadari, seperti mengapa harus di gunakan istilah2 Inggris sedangkan kita pasti mampu meng Indonesiakannya (Oleh pemerintah Indonesia lagi). Misalnya “bus way”, “u turn”, “election channel”, “news flash”, “monorail”, “subway”, “traffic”, “download”, “upload”, dan sebagainya. Apa nanti semua kata2 itu mau dijadikan bahasa Indonesia serapan, seperti televisi, radio, toilet, dsb. Saya hanya hanya punya padanan kata untuk toilet yaitu kamar kecil, yang lainnya mungkin harus mencari di buku kamus besar bahasa Indonesia, itu pun belum tentu ada.
Teringat beberapa tahun silam, ketika berjubel-jubel bangsa ini mengedepankan istilah2 asing untuk menamai dirinya. “Sewu bank, Bali bank, Lippo bank, Panin bank, Bintaro Plaza, Blom m Plaza, Senayan Plaza, Atrium Plaza, Pondok Indah Mall, Puri Indah Mall, Semangi Plaza” ( he…2 ini dulu blom ada, sekarang langsung jadi Plasa semangi). Dengan tulisan yang besar, jelas, menyala, dan menusuk ke jantung bahasa persatuan, bahasa Indonesia, di bumi Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Sampai akhir nya pemerintah saat itu menertibkan istilah2 asing itu, dan munculah bank sewu, plasa bintaro, Mall puri indah, dsb. Memang sih sewaktu pertama kali agak lucu, kurang keren, tapi lama2 akhirnya kita terbiasa dengan bahasa kita sendiri. ( terbiasa dengan bahasa sendiri ?????, ada apa dengan bahasa Indonesia?????? ). Lebih lucu lagi ketika pertama kali “download” di padan kan dengan mengunduh dan “upload” dengan mengunggah. (What is that?, very funny, it is necesary?). Ya itu perlu, dan setelah berjalan akhirnya saya mulai membiasakan diri dengan kata unduh dan unggah, yang nyatanya itu adalah bahasa Indonesia. Entah bagaimana dengan yang lain, mungkin masih aneh dengan padanan kata tersebut.
Mungkin saat nya sekarang kita kembali ke bahasa persatuan kita, terlebih pemerintah baik pusat, daerah, propinsi, dsb mengedepankan bahasa Indonesia. Juga stasiun2 televisi, radio, surat kabar, dll (Merasa kurang keren, tidak profesional apa kalo program2nya tidak menggunakan istilah2 asing). Sesulit mungkin kita cari padanan kata nya, walau mulanya mungkin agak aneh tapi itu memang bahasa indonesia. (Seharusnya kita yang merasa aneh kenapa hal itu bisa terjadi). Sebaiknya pengindonesian istilah2 asing di bumi Indonesia ini tidak perlu dengan peraturan pemerintah, tapi timbul dari diri kita sendiri yang berbangsa satu, bertanah air satu, juga berbahasa satu, bahasa Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar